Langsung ke konten utama

Pemanfaatan Media Sosial


Cara Memanfaatkan Social Media Untuk Kegiatan Pembelajaran

Masih banyak guru beranggapan bahwa social media seperti facebook dan twitter mengganggu belajar siswa. Bahkan banyak sekolah yang alergi dengan adanya social media tersebut, sampai-sampai melarang siswanya untuk membawa HP. Padahal apabila seorang guru dapat memanfaatkannya, maka proses pembelajaran akan lebih menyenangkan.
Contohnya begini, jika sebelumnya tanya jawab soal pelajaran hanya berlangsung di ruang kelas, maka dengan adanya social media, hal itu bisa dimungkinkan kapan saja dan dimana saja.  Bayangkan, bertanya soal PR atau tugas-tugas yang kurang jelas cukup melalui Twitter dengan me-mention guru, asyik bukan?  Atau jika ada rumus yang bikin pusing, bisa tanya ke teman yang jago matematika lewat FB.
Agar penggunaan social media dapat digunakan tepat sasaran, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan guru untuk mengarahkan pemanfaatan social media ini untuk kepentingan belajar mengajar, antara lain :

1. Tanyakan pada siswa social media apa yang paling banyak dipakai ?

Ini penting, sebab sia-sia saja seorang guru aktif di twitter kalau ternyata muridnya sebagian besar lebih aktif di facebook, atau kebalikannya.  Caranya buat saja survei saat di kelas, dengan demikian guru tahu jenis social media mana yang paling banyak diminati muridnya.  Jika twitter paling banyak dipakai, maka ajaklah murid yang belum pakai twitter untuk membuat akun di sana. Kemudian ajak untuk saling follow. Demikian juga apabila facebook lebih banyak disukai, ajak murid lain bergabung di FB.

2. Optimalkan Groups dan Komunitas

Dalam beberapa social media seperti facebook dan google plus, ada fitur Groups yang bisa dioptimalkan sebagai ajang diskusi.  Kalau di twitter dapat menggunakan hashtag atau taggar agar mempermudah klasifikasi diskusi kelompok dengan siswa dan guru.  Dengan menggunakan fitur-fitur ini maka murid dan guru tidak akan “tersesat” dalam komunikasi yang lebih umum, melainkan lebih spesifik ke pembahasan sesuai topik yang mereka inginkan.  Ini juga menghindari pencampuradukan antara isu pibadi dan isu sekolah.

3. Perjelas batasan privasi

Sampaikan ke para siswa, informasi mana yang layak menjadi konsumsi umum atau yang menjadi privasi. Misalnya ada hal-hal yang hanya boleh di-share ke kalangan sekolah saja, atau boleh dibagikan ke umum. Dengan begitu siswa paham, mana info yang dapat ia share ke teman-teman satu sekolah, atau ke semua teman di jejaring sosialnya.  Ini demi menghindari kesalahpahaman atau bocornya info tertentu yang dapat memicu miss komunikasi pihak luar.
Jadi buat rekan guru Indonesia yang masih alergi dengan penggunaan social media ini mulailah mencoba dengan memanfaatkannya dalam hal-hal yang positif seperti digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Jika sosial media ini digunakan dengan benar, tentu hal ini akan mengurangi dampak negatif dari sosial media ini dan justru membuatnya menjadi bermanfaat.

Sumber : ictwatch.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Koneksi Antar Materi – LK. 1.4   Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat . Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Keberpihakan kepada murid ini adalah salah satu pemikiran utama Ki Hajar Dewantara yaitu guru harus menghamba pada murid. Guru wajib untuk menuntun segala kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia. Segala hal yang dibutuhkan murid dalam belajar harus sebisa mungkin difasilitasi oleh guru. Guru merupakan sosok yang harus dapat menuntun, mengarahkan, memberi teladan, dan memberdayakan murid. Murid membutuhkan sosok panutan, penuntun, kawan yang percaya padanya, untuk menghantarkannya ke masa depannya. Sedangkan belajar adalah sa

3.3.a.6 Refleksi Terbimbing -- Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

  Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Slamet Sugianto , S.Pd  CGP 3 Kabupaten Jember   Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid? Dalam menyusun suatu program kegiatan perlu dianalisis terlebih dahulu tentang dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas atau di luar kelas . Hal yang menarik dalam mempelajari program ini adalah : 1.        Memahami sumber daya yang dimiliki oleh sekolah 2.        Memanfaatkan aset yang sekolah miliki. 3.        Mengetahui tahapan pengelolaan program secara efektif. 4.        Bentuk-bentuk program dan strategi memilih bentuk program yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan aspek-aspek dalam pengembangan program (format, durasi kerja, sumber daya, lokasi) . 5.        Melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagai bahan refleksi atas program yang sudah berj
Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya     Oleh : Slamet Sugianto, S.Pd       Sumber daya di sekolah merupakan sebuah ekosistem, karena didalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik (murid, guru, tendik, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar) dan abiotik (sarana, prasarana dan keuangan), seorang pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dapat diawali dari lingkaran terkecil di dalam sekolah, yakni di dalam lingkungan kelas, di luar kelas/dilingkungan sekolah,  menuju lingkaran yang lebih luas yakni masyarakat sekitar sekolah.      Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu: -         Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi