Langsung ke konten utama

Pengetahuan dan Pengalaman baru belajar dari intisari pemikiran Ki Hajar Dewantara

Oleh : Slamet Sugianto Calon Guru Penggerak Angkatan 3


 
       
        Belajar di pendidikan Calon Guru Penggerak ini ,saya dan peserta yang lain di tuntun belajar secara mendalam tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, baik berupa penugasan atau diskusi-diskusi yang difasilitasi oleh fasilitator, sehingga pengetahuan dan pengalaman baru dapat saya peroleh sebagai pendidik dan pembelajar. Pengetahuan yang baru yang dapat saya peroleh diantaranya saya dapat memahami intisari pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan. Pengetahuan tersebut diantara adalah hakikat pendidikan, pengertian pendidikan, serta filsafat pendidikan atau filsafat pendidikan among. Bahkan Ki Hajar Dewantara memaknai pendidikan sebagai alat perjuangan kebudayaan. Sedangkan sistem Among Ki Hajar Dewantara ialah sistem pendidikan berjiwa kekeluargaan dan bersendikan 2 dasar, yaitu: 
     1. Kodrat alam sebagai syarat kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya. 
     2. Kemerdekaan sebagai syarat menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak  
         agar dapat memiliki pribadi yang kuat dan dapat berpikir serta bertindak merdeka. 
Saya dapat mengetahui bahwa pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dan menurut Ki Hajar Dewantara juga membedakan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan Pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004). 

        Dengan demikian pengalaman pada minggu pertama belajar di pendidikan Guru Penggerak memberikan kekuatan pada diri dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini dalam seluruh aspek perkembangan dalam pembelajaran. Kekuatan dalam diri tersebut merupakan suatu motivasi besar baik dari dalam diri dan lingkunganuntuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman. Memang hal itu bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk menjalankannya, karena mengubah kebiasaan yang sudah melekat serta tampa dukungan sekolah dan peran semua pihak tentu sangatlah sulit,tapi dengan motifasi dan niat yang kuat tentu optimis akan terwujud . Memiliki sikap rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang baru merupakan salah satu sikap yang dimiliki yang harus terus ditingkatkan. Hal- hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman ini yaitu pandangan saya terhadap pendidik atau peserta didik. Bahwa setiap zamannya disetiap jenjang tentu memiliki tingkat kesukaran dan tantangannya masing-masing. Selain itu juga membiasakan diri menuju ke arah yang lebih baik, sesuai dengan pengalaman yang saya peroleh pada pembelajaran sebelumnya. Salah satu yang terpenting yaitu tidak lagi berpusat pada hasil ,tapi berharap pada proses serta kosistensi belajar dari pengetahuan dan pengalaman baru ini. 
        
        Setelah belajar memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara ini, berharap perubahan yang kongkrit adalah memperbaiki kesalahan - kesalahan yang dilakukan dengan mampu menganalisa diri,mempertahankan yang telah diperbuat sesuatu yang baik, dan meningkatkan potensi diri yang ada dengan perlu belajar dan belajar. Tentu saja ,saya berharap menjadi pendidik dengan pribadi yang menyenangkan ,membelajarkan peserta didik yang berpusat kepada siswanya, juga sebagai fasilitator bagi anak-anak untuk berkembang dalam belajarnya serta merancang pembelajaran yang berbasis aktifitas dan pemecahan masalah, dengan melakukan pembiasaan - pembiasaan dalam pembelajaran sehingga dapat membentuk karakter atau mencetak pribadi profil pelajar Pancasila. 

 Jember, 23 Agustus 2021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Koneksi Antar Materi – LK. 1.4   Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat . Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Keberpihakan kepada murid ini adalah salah satu pemikiran utama Ki Hajar Dewantara yaitu guru harus menghamba pada murid. Guru wajib untuk menuntun segala kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia. Segala hal yang dibutuhkan murid dalam belajar harus sebisa mungkin difasilitasi oleh guru. Guru merupakan sosok yang harus dapat menuntun, mengarahkan, memberi teladan, dan memberdayakan murid. Murid membutuhkan sosok panutan, penuntun, kawan yang percaya padanya, untuk menghantarkannya ke masa depannya. Sedangkan belajar adalah sa

3.3.a.6 Refleksi Terbimbing -- Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

  Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Slamet Sugianto , S.Pd  CGP 3 Kabupaten Jember   Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid? Dalam menyusun suatu program kegiatan perlu dianalisis terlebih dahulu tentang dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas atau di luar kelas . Hal yang menarik dalam mempelajari program ini adalah : 1.        Memahami sumber daya yang dimiliki oleh sekolah 2.        Memanfaatkan aset yang sekolah miliki. 3.        Mengetahui tahapan pengelolaan program secara efektif. 4.        Bentuk-bentuk program dan strategi memilih bentuk program yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan aspek-aspek dalam pengembangan program (format, durasi kerja, sumber daya, lokasi) . 5.        Melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagai bahan refleksi atas program yang sudah berj
Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya     Oleh : Slamet Sugianto, S.Pd       Sumber daya di sekolah merupakan sebuah ekosistem, karena didalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik (murid, guru, tendik, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar) dan abiotik (sarana, prasarana dan keuangan), seorang pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dapat diawali dari lingkaran terkecil di dalam sekolah, yakni di dalam lingkungan kelas, di luar kelas/dilingkungan sekolah,  menuju lingkaran yang lebih luas yakni masyarakat sekitar sekolah.      Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu: -         Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi