Langsung ke konten utama

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Slamet Sugianto, S.Pd.

CGP Angkatan 3 _ Jember 2

Pengantar

Tahapan terakhir dari rangkaian modul Program Guru Penggerak memasuki masa paripurna, pandangan baru, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap yang telah dikembangkan dalam proses belajar selama ini baik melalui LMS, pendampingan individu, lokakarya ,dan kolaborasi teman PGP telah memberikan bekal bagi CGP memulai aksi perubahan dengan program atau kegiatan sekolah yang berdampak pada murid.

Perubahan tidaklah harus yang bombastis melainkan adanya perubahan yang positif sekecil apapun melalui langkah-langkah kecil yang kita dapat lakukan dalam lingkungan sekolah secara langsung yang berdampak dan terasa oleh seluruh komunitas sekolah berimbas mampu memberikan inspirasi bagi Ekosistem sekolah untuk tergerak, bergerak bersama-sama saling berkolaborasi, gotong royong yang solid sesuai kemampuan pengoptimalan aset yang dimiliki bersama murid dengan suara,pilihan,dan kepemilikan murid pengelolaan program sekolah akan berjalan dengan baik dan mempunyai dampak yang luas bagi murid untuk mencapai kebahagiaan , kesejahteraan  (Well-Being) murid yang optimal sebuah keadaan emosional yang berkelanjutan yang dicirikan dengan suasana hati dan sikap yang positif,hubungan  positif dengan murid,guru,daya lenting atau ketangguhan pengoptimalan kekuatan diri,serta tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pengalaman belajar mereka disekolah ( Nobie et al.2008 ).

Hal ini selaras dengan  pandangan Ki HajarDewantara : Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Pada akhirnya, berharap melalui proses ini CGP menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas dan mandiri serta mampu menuntun dan membimbing arah tumbuh kembang peserta didik. Semoga ilmu yang CGP dapatkan pada program pendidikan guru penggerak ini kelak  bermanfaat untuk diri CGP dan tentu untuk lingkungan CGP. Mengutip dari pengantar LMS modul 3.3 sebagai dasar CGP dalam melaksanakan aksi nyata ini , 

Demikian pengantar artikel aksi nyata ini semoga bermanfaat, Amin.


 

 

A.  Peristiwa (fact) :

Latar Belakang

Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar murid secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. 

Kepala sekolah dan guru dianggap sebagai motor penggerak dalam menumbuhkan kompetensi dan karakter yang dapat dikembangkan. Ekosistem sekolah yang baik bukan untuk menumbuhkan kompetensi, tetapi untuk menumbuhkan kolaborasi. 

Kolaborasi ini dapat menumbuhkan ekosistem sekolah yang sehat dalam hal pengetahuan, inovasi dapat ditumbuhkan bersama. Kolaborasi seluruh elemen warga sekolah sangat diperlukan, mulai dari kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua.

Di dalam kelas, pengetahuan harus dipahami tidak lagi hanya pada guru tetapi juga pada semua murid. Di sinilah kolaborasi antara guru dan murid masuk. Kolaborasi juga dapat memperkaya sumber belajar antara guru dan murid.

Pada Kurikulum Sekolah Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya projek sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokulikuler dan ekstrakurikuler. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan pembelajaran kokulikuler yang dilakukan murid dengan kegiatan berupa pembelajaran berbasis projek yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar .

Profil Pelajar Pancasila  bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri setiap individu pelajar, dan merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sebagai upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila SMP Negeri 2 Bangsalsari melalui kegiatan Salah satu program yang berdampak pada murid, yang menjadikan murid memiliki sehingga mampu berkompetisi secara global adalah dengan Program "Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri".

Keterbatasan ekonomi murid SMP Negeri 2 Bangsalsari menjadi salah satu factor tidak 100% nya anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkadang ada juga anak yang orang tuanya siap mencukupi biaya sekolah lanjutan karena mereka berkerja sebagai TKI / TKW  atau bekerja di pulau Bali. Akan tetapi anaknya tidak mau sebab mereka menginginkan hidup seperti keluarga yang lain, yang dibesarkan dengan keluarga yang utuh tidak dititipkan pada kakek neneknya yang sudah tua renta, yang tidak bisa lagi mengurus justru seharusnya dirawat. Keadaan tersebut yang mempengaruhi dan menjadikan anak muncul ketidakpedean untuk hidup seperti temannya yang memiliki keluarga yang utuh. Anak banyak mencari tempat, komunitas dan teman yang memberikan mereka nyaman bahagia dan tenang menurut versi mereka. Masa labil yang menjadikan mereka memilih pergaulan, teman dan komunitas tidak tepat yang mendorong mereka untuk melakukan hal negatif. Di sisi lain banyak harapan dari masyarakat tempat hidup mereka jika tidak bisa atau tidak mau melanjutkan mereka dapat berperan untuk mampu mengembangkan religi yang ada di lingkungan nya.

Berdasarkan kondisi faktual tersebut saya tergerak untuk mengembangkan satu program yang memperkuat mereka untuk mampu mandiri dan  memiliki prinsip positif hidup dengan memegang teguh ideologi atau hidup secara religius. Gerakan "Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri" sebagai upaya menumbuhkan Penguatan pendidikan karakter Religius, Mandiri, dan  kepemimpinan pada Murid. Kegiatan yang berpihak dan menjadikan anak mau memimpin mandiri dan religius. 

Program yang meningkatkan kompetensi murid dalam mendalami nilai-nilai agama dan keilmuan Al-Quran yang dapat dijadikan bekal bagi mereka untuk bisa hidup sebagai bagian dari masyarakat. Program melibatkan seluruh murid untuk bisa mandiri dan menjadi pemimpin bagi teman-teman yang lainnya. Keterbiasaan dan keterlatihan mereka dalam memimpin akan menjadikan mereka pribadi tangguh yang mampu berkontribusi positif kepada lingkungan tempat tinggal mereka.

Selama Program “ Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri " dijalankan, hasil observasi yang saya lakukan terlihat murid sangat bersemangat dan antusias untuk memimpin serta teman-teman lainnya yang menjadi peserta tidak canggung untuk bertanya dan berdiskusi yang memimpinnya adalah teman sendiri. Hal itu lah memunculkan keberanian mereka untuk memimpin dan kemandirian mereka untuk mau mendalami pembahasan materi selanjutnya. Mereka tidak harus lagi disuruh untuk mempelajari materi ini dan itu, tetapi berdasarkan keinginan sendiri untuk mau belajar dan bertanya kepada guru jika mereka kebagian giliran untuk memimpin di depan.

 

 

 

 

 

 

Sholat Dhuha                                                           Jum’at Taqwa

 

 

 

 

 

 

                                                Jum’at Taqwa ( https://bit.ly/3jE9KiB )

               Dokpri

 

 

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. 

Bagaimana kita mendorong dan menumbuhkembangkan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajarannya ?


Pertama, Suara Murid (Voice)

Suara murid yang otentik memberikan kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai. Guru dapat mendorong mewadahi dan menampung suara murid melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dan sebagainya. Berikut yang dapat kita terapkan untuk mempromosikan “suara  murid”:

·         Membangun budaya saling mendengarkan. Budaya saling mendengarkan diperoleh saat salah satu teman sejawatnya memimpin membaca surah Yasin, sehingga ketertiban terjaga dan suasana hikmat tercapai. Demikian juga saat selesai sholat Dhuha, mendengarkan cerita hikmah dari salah seorang teman sejawat, semua harus mendengarkan dan memahami hikmah dari cerita yang memberi semangat membangun diri sendiri untuk selalu berbuat baik.

·         Membangun kepercayaan diri murid bahwa setiap suara berharga dan layak didengar. Setiap murid yang memimpin membaca dan mengimami pada sholat Dhuha , adalah cara membangun kepercayaan diri pada murid tersebut.

·         Mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas. Sebenarnya Suara murid kita peroleh saat guru dan murid membuat kesepakatan di kelas. Suara murid didapat untuk memperoleh kesepakatan yang nantinya untuk menjalankan kegiatan Jum’at Taqwa atau Sholat Dhuha.

·         Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap proses belajar yang telah dilakukan. Saat di akhir bulan , diupayakan mengadakan refleksi dari siswa sebagai bahan umpan balik terhadap proses belajar.

·         Membuat daftar rutinitas bersama murid. Masukan  dari murid untuk mengembangkan rutinitas seputar apa yang harus dilakukan saat tiba di kelas ataupun ditempat yang lain.

·         Membuat blog murid dan majalah dinding untuk menyuarakan aspirasi dan kreativitas murid. Ajang kreasi dapat dituangkan di majalah dinding , atau di blog murid yang tersedia.

Kedua, Pilihan Murid (choice)


            Dengan memberikan pilihan pada murid atas apa dan bagaimana mereka belajar serta bagaimana pembelajarannya direncanakan dan dilakukannya, akan mendorong murid untuk berdaya diri, terlibat aktif dalam pembelajaran, dan menemukenali serta menguatkan minat diri dalam pengalaman belajarnya.
Berikut ini contoh yang dilakukan guru untuk mendorong dan menyediakan “pilihan” bagi murid di sekolah.

·         Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan atau alternatif yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum menentukan sebuah keputusan. Dalam membuat berbagai Pilihan Murid didapat saat membuat kesepakatan. Terkadang untuk membuat suasana berbeda, pilihan atau alternatif tempat kegiatan adalah sesuatu cara memberikan pilihan pada murid.

·         Memberikan kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka mendemonstrasikan pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.

·         Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih peran yang dapat mereka ambil dalam sebuah kegiatan/program. Kegiatan memberikan peran menjadi imam dalam sholat atau saat memimpin membaca surah Yasin adalah cara bagi guru untuk memunculkan Pilihan Murid

·         Memberikan kesempatan murid untuk mengelola  pengaturan kegiatan. Ini dilakukan agar murid dapat terlibat langsung disetiap kegiatan. Hal ini tentu ada korelasi dengan Kepemilikan Murid.

 

Ketiga, Kepemilikan Murid (Ownership)
Kepemilikan murid disini dimaksudkan ada rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan minat pribadi murid dalam proses belajar. Dengan demikian akan mendorong murid lebih bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses belajarnya.
Berikut beberapa contoh mempromosikan “kepemilikan  murid”:

·         Mengajak murid mengatur layout kelas atau tempat mereka sendiri.

Memberi kesempatan untuk mendesain tempat , agar muncul pada murid bahwa  kegiatan yang mereka jalani merupakan tanggung jawab sendiri dalam segala hal yang harus dijaga dan dijalankan.

·         Merespon umpan balik yang diberikan murid. Memberikan respon yang positif pada murid agar supaya segala aktifitasnya dapat dirasakan manfaat untuk dirimya dan kelompoknya. Dengan demikian rasa keterhubungan, keterlibatan dalam aktifitasnya dapat tumbuh dibenak mereka.

·         menciptakan lingkungan belajar di mana murid dapat menetapkan tujuan belajar dan kriteria keberhasilan mereka sendiri, dan memantau dan menyesuaikan pembelajaran mereka..

·         Memberi kesempatan murid membawa sumber-sumber pembelajaran yang mungkin mereka miliki dan meminta mereka berbagi.

Secara umum untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek tersebut ( suara, pilihan dan kepemilikan) perlu dipertimbangkan dengan baik oleh guru.  Pilihan murid menjadi penting agar murid dapat mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka. Melalui pilihan dan kepemilikan, suara mereka kepemimpinan murid dapat terwujud sehingga murid akan bertanggungjawab dan terlibat aktif terhadap proses pembelajaran. 

 

Besar harapan dari program ini memberikan pembelajaran dan pengalaman berharga bagi murid. menjadikan mereka kuat dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan menjadikan pribadi yang religius yang tidak mudah terbawa arus. Menjadikan murid yang mandiri dan mampu memimpin takkala mereka hidup dan berperan sebagai bagian dari masyarakat tempat mereka tumbuh dan berkembang. Menjadikan murid yang memiliki keleluasaan sosial, intelektual, emosional, moral, dan spiritual.

 

 

B.   PERASAAN (FEELING)

Saya merasa sangat senang karena meskipun "Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri" ini masih sangat singkat waktunya namun murid-murid sudah mulai menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana murid dapat menunjukkan kepemimpinannya dengan cara rutin menjalankan program dengan baik saat di kelas maupun di luar kelas. Selain itu menumbuhkan rasa tanggung jawab, empati dan kerjasama di antara sesama guru maupun murid.

 

C.   PEMBELAJARAN (FINDING)

 

Program "Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri" dapat memberikan suatu pembelajaran yang sangat berharga karena dengan kegiatan ini kepemimpinan murid dapat dikembangkan dengan cara memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mensosialisaikan sekaligus mensukseskan program ini. Selain itu, rasa tanggung masing-masing pun nampak dalam bekerja khususnya dalam bidang masing-masing. Namun demikian, program masih mengalami hambatan yakni masih terdapat murid yang enggan melaksanakan program tersebut.

 

D.   PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE)

 

Saya berharap semoga program "Gerakan Sholat Dhuha Setiap Hari dan 30 Menit Membaca Surah Yasin setiap Hari Jum’at  Mewujudkan Karakter Religius dan Mandiri" ini bisa berjalan seterusnya sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh seluruh siswa senantiasa terjaga. Murid betul-betul tertanam dalam dirinya budaya positif tentang kecintaannya terhadap nilai-nilai religius, terutama yang saat ini enggan melaksanakan program tersebut sehingga tanpa dikoordinir murid langsung melaksanakan dengan kesadarannya masing-masing sebagai bahan perbaikan kedepannya. Selain itu tetap menjalin kerjasama dengan warga masyarakat/tokoh masyarakat setempat untuk mendukung keberlangsungan program ini di sekolah. Tentu nilai-nilai yang tertanam dampaknya dapat dirasakan oleh sekolah maupun di keluarga dan masyarakat sekitar.

 

E.      VIDIO KEGIATAN DAN REFLEKSI CGP

 

Kegiatan        : https://bit.ly/3jE9KiB

 

Refleksi           : https://bit.ly/3Oppg06

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3.3.a.6 Refleksi Terbimbing -- Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

  Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Slamet Sugianto , S.Pd  CGP 3 Kabupaten Jember   Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid? Dalam menyusun suatu program kegiatan perlu dianalisis terlebih dahulu tentang dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas atau di luar kelas . Hal yang menarik dalam mempelajari program ini adalah : 1.        Memahami sumber daya yang dimiliki oleh sekolah 2.        Memanfaatkan aset yang sekolah miliki. 3.        Mengetahui tahapan pengelolaan program secara efektif. 4.        Bentuk-bentuk program dan strategi memilih bentuk program yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan aspek-aspek dalam pengembangan program (format, durasi kerja, sumber daya, lokasi) . 5.        Melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagai bahan refleksi atas program yang sudah berj
Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya     Oleh : Slamet Sugianto, S.Pd       Sumber daya di sekolah merupakan sebuah ekosistem, karena didalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik (murid, guru, tendik, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar) dan abiotik (sarana, prasarana dan keuangan), seorang pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dapat diawali dari lingkaran terkecil di dalam sekolah, yakni di dalam lingkungan kelas, di luar kelas/dilingkungan sekolah,  menuju lingkaran yang lebih luas yakni masyarakat sekitar sekolah.      Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu: -         Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi

3.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 19 Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran   Masih di Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Minggu ke-19 ini CGP melakukan beberapa aktivitas pembelajaran meliputi: 1.        Demonstrasi kontekstual 2.        Elaborasi pemahaman 3.        Koneksi Antarmateri Mulai hari Senin, 14 Februari sampai dengan Rabu, 16 Februari 2022 adalah jadwal untuk Demonstrasi kontekstual modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya harus berusaha memenuhi tugas dengan membuat Video rekaman dari Jurnal Monolog yang sebelumnya saya tuliskan dari lembar demi lembar berupa naskah pemikiran saya perihal pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Harapan saya berupa rencana dan aksi nyata dalam  mensosialisasikan dan mempublikasikan pengetahuan saya kepada warga sekolah maupun komunitas praktik di MGMP. Tentu saya berharap agar semua warga sekolah diantaranya teman sejawat yang terbiasa dengan budaya tetap dan budaya senioritas dapat