Langsung ke konten utama

3.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 19 Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 

Masih di Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Minggu ke-19 ini CGP melakukan beberapa aktivitas pembelajaran meliputi:

1.       Demonstrasi kontekstual

2.       Elaborasi pemahaman

3.       Koneksi Antarmateri

Mulai hari Senin, 14 Februari sampai dengan Rabu, 16 Februari 2022 adalah jadwal untuk Demonstrasi kontekstual modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya harus berusaha memenuhi tugas dengan membuat Video rekaman dari Jurnal Monolog yang sebelumnya saya tuliskan dari lembar demi lembar berupa naskah pemikiran saya perihal pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Harapan saya berupa rencana dan aksi nyata dalam  mensosialisasikan dan mempublikasikan pengetahuan saya kepada warga sekolah maupun komunitas praktik di MGMP. Tentu saya berharap agar semua warga sekolah diantaranya teman sejawat yang terbiasa dengan budaya tetap dan budaya senioritas dapat menerima pengetahuan ini sebagai langkah maju dalam mengambil setiap keputusan yang berdampak baik untuk semua warga sekolah pada umumnya khususnya dalam mengambil keputusan dari permasalahan.

Langkah awal adalah mengimplementasikan mulai dari konsep pengambilan keputusan dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Serta mengenalkan 4 Paradigma dan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan. Kemudian berkoordinasi dan meminta izin kepada kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah (meminta waktu untuk bisa mengadakan sosialisasi terkait praktik baik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran).  Selanjutnya memaksimalkan peran komunitas praktisi untuk bergerak bersama memberikan pemahaman terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran secara tepat dengan mengaplikasikan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Dari pemahaman dan pendalaman aktivitas pembelajaran Ruang Kolaborasi Presentasi, Refleksi terbimbing, Demonstrasi kontekstual, dan Elaborasi pemahaman sejauh ini tidak ada yang menjadikan kebingungan. Ada keterkaitan antara setiap aktivitas pembelajaran yang dilakukan dan saling menguatkan satu sama lain sehingga menambahkan pemahaman dan pedalaman materi modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Semangat memberikan perubahan terhadap ekosistem pendidikan yang berpihak kepada peserta didik.

Pada minggu ini pula saya masih melanjutkan pembelajaran tentang pengambilan keputusan. Sesi pembelajaran minggu ini, saya berbagi pemahaman lewat Koneksi Antarmateri. Pada bagian ini, saya berusaha menemukan keterkaitan antarmateri. Keterkaitan tersebut membuka pemahaman terkait materi yang ada di dalam modul.

Pembelajaran utama yang diperoleh adalah semakin terbukanya pemahaman tentang pengambilan keputusan yang tepat. Semakin terbukanya pemahaman ini merupakan awal kemudahan dalam mengimplementasikan di sekolah. Selain menyebarluaskan lewat komunitas praktik juga langsung mengimplementasikan aksi nyata di sekolah. Tahapan yang dilalui di antaranya, yaitu melakukan analisis keputusan yang telah dibuat oleh sekolah. Kasus yang diangkat adalah kejadian di sekolah. Setelahnya melakukan diskusi dengan sejawat dalam komunitas praktisi di sekolah. Hasil diskusi dijadikan sebagai bahan refleksi perbaikan ke depannya.

Perubahan nyata yang terjadi pada diri saya adalah meningkatnya pemahaman terkait pengambilan keputusan. Selain itu, juga kompetensi terkait. Hal ini terlihat dari tidak ada lagi kendala yang berarti dalam melakukan analisis beberapa pengambilan keputusan di sekolah. Tidak terkecuali adanya niat untuk berusaha seoptimal mungkin menerapkan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Tujuannya agar pada akhirnya keputusan tersebut adalah yang tepat di antara pilihan benar dengan benar.

 

Salam dan Bahagia,

Slamet Sugianto, S.Pd.

CGP Angkatan 3 – Jember 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Koneksi Antar Materi – LK. 1.4   Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat . Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Keberpihakan kepada murid ini adalah salah satu pemikiran utama Ki Hajar Dewantara yaitu guru harus menghamba pada murid. Guru wajib untuk menuntun segala kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia. Segala hal yang dibutuhkan murid dalam belajar harus sebisa mungkin difasilitasi oleh guru. Guru merupakan sosok yang harus dapat menuntun, mengarahkan, memberi teladan, dan memberdayakan murid. Murid membutuhkan sosok panutan, penuntun, kawan yang percaya padanya, untuk menghantarkannya ke masa depannya. Sedangkan belajar adalah sa

3.3.a.6 Refleksi Terbimbing -- Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

  Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Slamet Sugianto , S.Pd  CGP 3 Kabupaten Jember   Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid? Dalam menyusun suatu program kegiatan perlu dianalisis terlebih dahulu tentang dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas atau di luar kelas . Hal yang menarik dalam mempelajari program ini adalah : 1.        Memahami sumber daya yang dimiliki oleh sekolah 2.        Memanfaatkan aset yang sekolah miliki. 3.        Mengetahui tahapan pengelolaan program secara efektif. 4.        Bentuk-bentuk program dan strategi memilih bentuk program yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan aspek-aspek dalam pengembangan program (format, durasi kerja, sumber daya, lokasi) . 5.        Melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagai bahan refleksi atas program yang sudah berj
Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya     Oleh : Slamet Sugianto, S.Pd       Sumber daya di sekolah merupakan sebuah ekosistem, karena didalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik (murid, guru, tendik, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar) dan abiotik (sarana, prasarana dan keuangan), seorang pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dapat diawali dari lingkaran terkecil di dalam sekolah, yakni di dalam lingkungan kelas, di luar kelas/dilingkungan sekolah,  menuju lingkaran yang lebih luas yakni masyarakat sekitar sekolah.      Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu: -         Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi